Profil Desa Ngargomulyo

Ketahui informasi secara rinci Desa Ngargomulyo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Ngargomulyo

Tentang Kami

Profil Desa Ngargomulyo, Dukun, Magelang. Jelajahi pesona wisata "Nepal van Java" dan Tol Kahyangan di desa tertinggi lereng Merapi, serta ketangguhan masyarakat yang hidup di jantung Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.

  • Destinasi Wisata Viral

    Terkenal dengan julukan "Nepal van Java" di Dusun Butuh dan jalur "Tol Kahyangan" yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara karena keindahan agraris dan panorama alamnya yang spektakuler.

  • Lokasi Geografis Ekstrem

    Merupakan salah satu desa pemukiman tertinggi di lereng selatan Gunung Merapi dan berada tepat di jantung Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, zona dengan tingkat risiko erupsi paling tinggi.

  • Masyarakat Sangat Tangguh

    Memiliki tingkat resiliensi dan kesiapsiagaan bencana yang sangat tinggi, dengan sistem mitigasi yang telah teruji dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari warganya.

XM Broker

Desa Ngargomulyo, yang terletak di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, adalah sebuah potret kontras yang paling dramatis di lereng Gunung Merapi. Di satu sisi, desa ini merupakan surga bagi para pencari keindahan, terkenal dengan julukan "Nepal van Java" karena lanskap pertanian bertingkatnya yang memukau. Di sisi lain, ia berada tepat di garis depan, di jantung Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, zona paling berbahaya yang selalu menjadi perhatian utama setiap kali aktivitas Merapi meningkat. Ngargomulyo ialah manifestasi nyata dari kehidupan yang berjalan di antara anugerah keindahan alam yang luar biasa dan ancaman dahsyat yang konstan. Desa ini tidak hanya menawarkan pemandangan, tetapi juga pelajaran berharga tentang resiliensi, adaptasi dan harmoni yang kompleks antara manusia dan gunung api.

Geografi Ekstrem: Desa Tertinggi di Puncak Lereng Merapi

Secara geografis, Desa Ngargomulyo menempati posisi paling ekstrem di antara desa-desa lain di Kecamatan Dukun. Terletak pada ketinggian yang signifikan, desa ini merupakan salah satu pemukiman penduduk terakhir sebelum mencapai puncak Gunung Merapi. Kontur wilayahnya sangat curam, terdiri dari lereng-lereng terjal yang dimanfaatkan secara maksimal oleh penduduk untuk lahan pertanian.Berdasarkan data administratif, Desa Ngargomulyo memiliki luas wilayah sekitar 4,05 kilometer persegi (km2). Wilayahnya berbatasan langsung dengan kawasan puncak Merapi. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Hutan Negara yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Di sebelah timur, wilayahnya bersebelahan dengan Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Sementara di sisi selatan berbatasan dengan Desa Keningar, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Krinjing. Posisinya yang berbatasan langsung dengan puncak gunung dan kabupaten lain menjadikannya garda terdepan, baik dari segi pemantauan aktivitas vulkanik maupun sebagai gerbang pariwisata.Menurut data kependudukan terakhir, Desa Ngargomulyo dihuni oleh sekitar 3.320 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 820 jiwa per kilometer persegi. Angka ini mungkin terlihat lebih rendah dibandingkan desa-desa di bawahnya, namun kepadatan ini terkonsentrasi di dusun-dusun yang menempel di lereng-lereng curam, menciptakan pemandangan pemukiman yang unik dan menantang.

"Nepal van Java": Ledakan Pariwisata Berbasis Keindahan Agraris

Dalam beberapa tahun terakhir, nama Desa Ngargomulyo, khususnya Dusun Butuh, melambung tinggi di kancah pariwisata nasional. Julukan "Nepal van Java" melekat erat pada Dusun Butuh karena keindahan arsitektur pemukiman penduduk yang seolah bertumpuk di lereng gunung, berpadu dengan petak-petak ladang sayur yang hijau dan subur, menyerupai pemandangan di lereng Himalaya. Keindahan agraris yang otentik ini menjadi daya tarik utama yang viral di media sosial.Popularitas ini semakin didorong oleh pembangunan infrastruktur jalan beton yang mulus menuju dusun tertinggi, yang oleh para wisatawan dijuluki "Tol Kahyangan". Jalan ini tidak hanya mempermudah akses, tetapi juga menyajikan panorama alam yang spektakuler di sepanjang perjalanannya. Fenomena "Nepal van Java" telah mengubah wajah ekonomi desa secara drastis. Masyarakat yang sebelumnya murni bertani, kini banyak yang beralih atau menambah profesi di sektor pariwisata. Puluhan homestay, warung kopi, dan kafe modern bermunculan, dikelola langsung oleh warga lokal. Aktivitas ekonomi baru seperti jasa ojek wisata, pemandu lokal, dan penjualan produk pertanian langsung kepada wisatawan tumbuh subur. Ledakan pariwisata ini menjadi sumber pendapatan baru yang sangat signifikan bagi Desa Ngargomulyo.

Hortikultura Dataran Tinggi: Fondasi Ekonomi Tradisional

Sebelum gelombang pariwisata datang, denyut nadi kehidupan Desa Ngargomulyo sepenuhnya bergantung pada sektor pertanian, khususnya hortikultura dataran tinggi. Tanah vulkanik yang gembur dan subur, serta iklim yang sejuk, menjadikan wilayah ini sangat ideal untuk budidaya berbagai jenis sayuran. Para petani di Ngargomulyo dikenal sebagai pekerja keras yang mampu mengolah lahan di kemiringan ekstrem menjadi ladang-ladang produktif.Komoditas utama yang dihasilkan meliputi kentang, kubis, wortel, daun bawang, dan berbagai sayuran lainnya. Aktivitas pertanian di sini bukan hanya soal menanam dan memanen, tetapi juga tentang seni mengelola lahan miring melalui sistem terasering yang efektif mencegah erosi. Justru sistem terasering inilah yang secara tidak sengaja menciptakan lanskap indah yang kini menjadi modal utama pariwisata. Meskipun pariwisata berkembang pesat, sektor pertanian tetap menjadi fondasi ekonomi dan identitas budaya masyarakat Ngargomulyo.

Jantung KRB III: Hidup di Garis Depan Ancaman Merapi

Di balik keindahannya yang memesona, Desa Ngargomulyo menyandang status sebagai wilayah di jantung Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Ini merupakan zona dengan tingkat bahaya tertinggi, paling rentan terhadap dampak langsung erupsi Merapi seperti aliran piroklastik (awan panas), lontaran material vulkanik (pijar dan bom vulkanik), serta hujan abu tebal. Bagi masyarakat Ngargomulyo, hidup berdampingan dengan ancaman ini bukanlah pilihan, melainkan sebuah keniscayaan yang telah membentuk karakter dan budaya mereka.Tingkat kesiapsiagaan bencana masyarakat di sini sangat tinggi dan telah teruji oleh waktu. Mereka memiliki pemahaman mendalam yang diwariskan turun-temurun dalam membaca tanda-tanda alam dari Merapi, yang dipadukan dengan informasi ilmiah dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Sistem peringatan dini berbasis komunitas sangat efektif. Setiap dusun memiliki jalur evakuasi yang jelas, titik kumpul yang telah ditetapkan, dan protokol yang harus ditaati saat status gunung meningkat. Desa Ngargomulyo selalu menjadi salah satu desa pertama yang warganya diungsikan secara mandiri maupun terkoordinasi saat pemerintah mengeluarkan rekomendasi pengungsian. Bagi mereka, mitigasi bukan lagi sekadar program, melainkan naluri untuk bertahan hidup.

Tata Kelola Desa di Tengah Dinamika Pariwisata dan Bencana

Pemerintah Desa Ngargomulyo bersama dengan lembaga masyarakat seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menghadapi tantangan ganda yang unik. Mereka harus mampu mengelola euforia pariwisata yang membawa dampak ekonomi positif, sambil pada saat yang sama tidak boleh sedikit pun lengah terhadap tugas utama menjaga keselamatan warga dari ancaman Merapi. Pengelolaan ini membutuhkan keseimbangan yang cermat. Regulasi terkait pembangunan homestay, pengelolaan sampah wisatawan, dan penataan area parkir menjadi agenda penting. Di sisi lain, program-program penguatan kapasitas mitigasi bencana, seperti pelatihan relawan dan pemeliharaan jalur evakuasi, terus menjadi prioritas utama.

Penutup

Desa Ngargomulyo adalah sebuah anomali yang memesona, sebuah tempat di mana keindahan surgawi bertemu dengan ancaman yang nyata. Julukan "Nepal van Java" adalah pengakuan atas keindahan hasil kerja keras masyarakat agrarisnya, sementara statusnya sebagai desa di jantung KRB III merupakan pengingat akan kekuatan alam yang harus selalu dihormati. Masa depan Ngargomulyo akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan—pariwisata yang tidak hanya menjual pemandangan, tetapi juga mengedukasi pengunjung tentang kearifan hidup di lereng gunung api, serta memastikan bahwa kemajuan ekonomi tidak akan pernah mengalahkan prioritas tertinggi: keselamatan jiwa.